Postingan

Persaudaraan Antar Perempuan, Keindahan yang Menenangkan

Gambar
 Ada suatu masa ketika laki-laki menjadi begitu dominan dalam setiap pengambilan keputusan, namun keputusan tersebut pada hakikatnya justru melemahkan suara kaum perempuan. Apa yang terjadi selanjutnya? Perempuan terdiam dalam keheningan dan kebisuan tanpa tau harus melakukan apa. Malah semakin mirisnya ketika perempuan lain malah menyepakati apa yang menjadi keputusan tersebut tanpa memikirkan dampak jangka panjang dari persetujuan yang mereka berikan. Perempuan semakin hari semakin terdiam, memang mereka diberi ruang, tapi ruang itu justru membungkam suara mereka.  Persaudaraan antar perempuan adalah sebuah sikap alamiah yang harus dijaga, adalah sebuah sikap saling menopang yang harus dirawat, adalah sebuah kelembutan yang dibalut dengan keindahan.  Jangan pernah salah sasaran dalam membidik lawan, yang kita lawan adalah dominasi maskulinitas, adalah patriarki, bukan sama sekali kaum pria, apalagi sesama kaum perempuan, apalagi ia (perempuan) yang sedang memperjuangkan haknya, ia ya

Mahar Gading

 Nevi terduduk didepan pintu ruangan itu, kali ini dia mencoba membujuk ayahnya untuk membantunya menyelesaikan persoalan mahar yang di minta keluarganya. Ujuk tak ada jawaban dari ayahnya, justru perasaan pahit yang harus diterima Nevi.  "Aku ini seperti barang yang kalian perjualbelikan, serendah itukah aku, Pa? Papa bilang pendidikan untuk ku adalah istana yang Papa bangun untuk masa depanku, lalu mengapa mereka memperkarakan mahar yang justru pada akhirnya membebankan Roni?' ujar Nevi dari depan pintu. Ayahnya tak juga kunjung keluar dari pintu kamar itu, setidaknya memberikan jawaban dari pertanyaan Nevi. Diam, hening.  Nevi sedang dalam proses untuk mempersiapkan pernikahan dengan pacarnya, Roni. Gadis keturunan Maumere itu akan menikah dengan pria Asal Sulawesi yang tak tahu soal adat istiadat dari daerah perempuan itu, Roni di buat terkejut oleh keluarga besar Nevi yang meminta mahar 10 gading dan uang Rp 300.000.000 belum termasuk dengan hewan ternak dan hasil kebun.

PENDIDIKAN GENERASI MILENIAL

Gambar
www.freepik.com Indonesia negeri yang terdiri dari ribuan pulau yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan negara terbesar keempat di dunia. Dengan begitu banyaknya jumlah penduduk di Indonesia maka dapat dipastikan bahwa jumlah pelajar di Indonesia juga sangat banyak. Dalam UUD 1945 alinea ke 4 salah satunya berbunyi “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” maka dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah salah satu tolak ukur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun sayangnya tidak semua anak di Indonesia mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan secara layak. Persoalan biaya menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi masyarakat. Pendidikan yang mahal tidak sebanding dengan kualitas pendidikan yang seharusnya diterima masyarakat.  Menurut survei yang dilakukan oleh Programme For International Student Assessment (PISA) menempatkan Indonesia di peringkat 72 dari 77 negara.  Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan pendidikan di negara ini begitu buruk k

Perempuan Tanpa Belenggu

Gambar
Hari perempuan sedunia diperingati setiap tanggal 8 Maret tiap tahunnya. Perayaan ini menjadi satu hari yang begitu dimanfaatkan oleh jutaan perempuan di dunia ini. Di berbagai negara setiap tahunnya perayaan hari perempuan dirayakan dengan cuti bersama, memberikan bunga pada kaum perempuan dan ada juga yang turun kejalan untuk menuntut hak-hak perempuan terkhusus kesetaraan. Para perempuan selama ini selalu menjadi korban dari budaya patriarki, perempuan selalu di belakang laki-laki. Budaya patriarki yang ditanamkan dan tumbuh subur di masyarakat seolah menjadi penghalang terbesar bagi kaum perempuan. Mirisnya kita sebagai kaum perempuan juga terkadang mengamini apa yang budaya patriarki tanamkan, seperti selalu berpikiran bahwa ia lemah, ia tak boleh bermimpi tinggi karena ujung-ujungnya pasti akan kedapur juga.  Sebagai perempuan kita harusnya tahu bahwa kita bisa lebih dari apa yang kita dan orang lain pikirkan selama ini. Perempuan tak hanya harus bergelut dengan dapur

KEHORMATAN

Gambar
Sore itu Rina duduk di beranda kos nya bersama kekasihnya yang bernama Bendi. Bendi sering berkunjung ke kos Rina saat pulang kerja ataupun saat akhir pekan. Mereka duduk berdua sambil menikmati keheningan yang tercipta. Tak tahan dengan keheningan itu Rina akhirnya memulai pembicaraan. "Kamu kenapa diam terus? Gak seperti biasanya." Tanya Rina penuh selidik. Sore itu Bendi datang dengan wajah yang tak bersahabat seperti biasanya, dia lebih banyak diam dan seperti memikirkan sesuatu yang berat.  Dia akhirnya mengungkapkan apa yang ada dipikirannya setelah di paksa Rina terus menerus.  "Ibuku tak merestui hubungan kita" Rina kaget mendengar penuturan Bendi "Memangnya apa yang salah denganku?"  Rina bingung, sebelumnya dia pernah bertemu Ibu Bendi dan ibunya tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaksukaan terhadap Rina, dia sangat ramah. "Ibuku gak mau aku berhubungan dengan perempuan hasil hubungan gelap, apalagi ibuku tau bahwa k

Menemukan

Agustus 2018 Gadis manis itu memasuki aula yang menjadi tempat perkumpulan mahasiswa baru angkatan 2018 dengan senyum mengembang. Dia begitu bersemangat mengikuti kegiatan penerimaan mahasiswa baru ini. Namanya Rere, Renata Vioren Pradiptya lengkapnya, usianya 18 tahun saat ini. Rere mencari tempat duduk yang menurutnya strategis untuk melihat dan memperhatikan Rektor nantinya. Mahasiswa baru jurusan Kedokteran itu terlihat sangat bersemangat mengikuti proses penyambutan tersebut, senyumannya tak pernah luntur. Bagaimana tidak, dia diterima di Universitas yang menjadi impiannya sejak masih di Sekolah Menengah. Proses penyambutan mahasiswa baru itu berjalan cukup lama, dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 15.00 sore namun di ikuti para mahasiswa dengan senang hati. Tiba di akhir penyambutan, seorang senior berambut gondrong masuk ke dalam aula untuk mengajak mahasiswa baru terlibat aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas. Rupanya dia adalah wakil Ketua BEM Universitas ter

PEREMPUAN DALAM BELENGGU BUDAYA

Gambar
                                                Foto: blogdetik.com Sejak kita masih kecil peran kita dalam keluarga sepertinya sudah diatur dengan sedemikian rupa dan menjadi budaya sejak dahulu kala. Perempuan diharuskan tinggal diam dirumah, mengerjakan pekerjaan rumah serta laki-laki diharuskan bekerja diluar rumah. Jika ditanya kenapa perempuan harus selalu dirumah orangtua sering menjawab “perempuan itu lemah sedangkan laki-laki kuat jadi perempuan sebaiknya tinggal dirumah saja.” Perempuan diasumsikan sebagai makhluk lemah dan tidak berdaya sehingga sering mendapatkan perlakuan yang tidak pantas seperti kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Perempuan juga di dikte dengan kehendak masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh memakai pakaian terbuka, tidak boleh keluar malam, tidak boleh bangun siang dan lain sebagainya. Stigma yang berkembang di masyarakat mengatakan perempuan yang memakai pakaian terbuka adalah bukan perempuan baik-baik. Hal ini menjadikan perem